Seri Akhir Zaman Bagian Ke – 15

KERAJAAN 1.000 TAHUN DAMAI - 2



Pada edisi sebelumnya kita telah melihat bagaimana sebagian kecil keadaan kerajaan milenium yang begitu indah. Sebuah kerajaan yang Tuhan sendiri janjikan untuk kita Gereja-Nya yang kudus memerintah bersama-sama dengan Dia. Tidak dapat dibayangkan bahwa suatu hari kita akan memerintah dan dapat bersekutu langsung dengan Tuhan Yesus dalam suatu persekutuan yang nyata, menjadi rekan sekerja Tuhan Yesus dan bertemu dengan seluruh orang percaya dari berbagai bangsa dan zaman. Kita akan bertemu dan bekerja sama dengan orang-orang kudus di Perjanjian Lama seperti : Abraham, Musa, Yoshua Henokh, Daniel, Daud dll., kita juga akan berhadapan muka dengan rasul-rasul Perjanjian Baru seperti Matius, Yohanes, Paulus, dll., termasuk juga kita akan bertemu dengan para penginjil dan hamba-hamba Tuhan dari seluruh penjuru dunia ini yang mungkin sekarang ini kita hanya dapat melihat mereka dari buku-bukunya saja. Bukan hanya itu, kita akan hidup dengan tubuh kemuliaan, hidup dalam lingkupan hadirat Tuhan senantiasa, dalam berkat Allah, juga dalam lingkungan yang sangat baik yaitu dalam bumi yang sudah dipulihkan sepenuhnya. Alam sangat indah, subur, sempurna, iklim baik, tidak ada bencana, damai, aman, dipenuhi kebenaran (Yes 2:2-4; Mik 4:4; Zak 9:10), dan hewan hidup berdampingan dengan manusia – bahkan hewan buas sekalipun – akan jinak dan dapat bermain-main dengan manusia. Sungguh keadaan yang luar biasa bukan.

Berikut adalah kelanjutan apa yang akan terjadi di kerajaan milenium :
Peribadatan
Manusia rohani
Bagi orang-orang yang sudah dibangkitkan atau yang mengalami pengangkatan, mereka telah menggunakan tubuh kebangkitan dan tinggal di sekitar takhta Tuhan di gunung Sion/ Yerusalem baru, sehingga dalam beribadat orang-orang ini akan beribadah kepada Tuhan seperti pola ibadah di surga, yaitu menyembah Allah, bersyukur dan sukacita (Why 22:3) siang dan malam. Persekutuan mereka dengan Allah akan seperti hubungan antara Allah dan
 Adam pada waktu di taman Eden, bercakap-cakap, dan berdampingan dalam hubungan yang intim dan nyata, sebab Allah dalam Yesus Kristus berada dalam bentuk lahiriah yang dapat dilihat dan dipegang, sehingga orang-orang ini akan beribadah dan menyampaikan syukur yang terdalam dengan mencium kaki Yesus (Mzm 2:11), seperti wanita berdosa yang datang kepada Yesus, sambil menangis ia membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambut, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu (Luk 7:38).
Why 21:22 “Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu.”  Berbeda dengan penglihatan Yehezkiel tentang kerajaan milenium yang melihat adanya Bait Suci di Yerusalem baru (Yeh 40-43), dalam penglihatan Yohanes terhadap Yerusalem baru, ia tidak melihat adanya Bait Suci. sebab Allah sendirilah bait Sucinya. Mengapa? Kemungkinan Bait Suci memang ada (sesuai penglihatan Yehezkiel). Seperti penjelasan Gleason L. Archer dalam bukunya “Encyclopedia of Bible Difficulties”, menerangkan bahwa : Bait Allah dalam kerajaan 1.000 tahun memang ada, akan tetapi dengan suatu makna kemenangan atau puji-pujian bagi Allah, bukan makna kiasan yang menunjuk ke depan pada karya pendamaian dan pengudusan yang akan datang. Bait Allah itu akan berfungsi sebagai pusat ibadah dan puji-pujian bagi semua penduduk Yerusalem baru dan dunia terhadap Dia yang bertakhta di Bait itu.
Jadi melalui tidak dilihatnya Bait Allah oleh rasul Yohanes, sebenarnya Tuhan sedang memperlihatkan pola ibadah di kerajaan milenium, Tuhan memberi tahu kepada Yohanes bahwa ibadah pada saat kerajaan milenium tidak seperti sekarang atau seperti ibadah orang Israel. “Tidak ada lagi Bait Suci” menerangkan bahwa tidak ada lagi cara-cara pelayanan seperti dalam Bait Suci (menurut Perjanjian Lama) lagi. Tata cara ibadah Bait Suci adalah melambangkan Kristus, dan semua itu sudah digenapi di dalam Kristus yang sekarang ada di tengah-tengah mereka (Kol 2:16), itu berarti :
•          Tidak ada lagi tabut perdamaian sebagai lambang kehadiran Allah, sebab Allah sudah hadir secara nyata melalui Kristus yang bertakhta di kota kudus-Nya.
•          Tidak diperlukan lagi korban penghapusan dosa, sebab orang-orang kudus-Nya sudah tidak berdosa lagi, mereka sudah diubahkan dan mengenakan tubuh kemuliaan yang kekal.
•          Tidak diperlukan lagi roti sajian yang melambangkan Kristus sebagai Roti Hidup dan melambangkan 66 kitab dalam Alkitab, sebab orang-orang kudus-Nya telah penuh pengertian akan Allah (Kol 1:26; 2:2).
•          Tidak diperlukan lagi kandil sebagai lambang terang Kristus, sebab Kristus sendiri sudah menjadi sumber terang kota kudus (Why 21:23).
•          Tidak ada lagi pengorbanan domba, kambing, lembu ataupun burung.
•          Tidak ada lagi upacara-upacara keagamaan, semuanya sudah digenapkan di dalam Kristus.
•          Dan lain-lainnya.

Demikian juga dengan segala model ibadat dalam Gereja saat ini tidak akan ditemukan lagi dalam kerajaan milenium, sebab Kristus telah hadir ditengah-tengah umatnya dalam bentuk lahiriah (I Kor 13:12).

Manusia Jasmani
Tidak berbeda dengan manusia rohani, ibadah bagi orang-orang jasmani juga berpusat di kota kudus, yaitu dengan datang menghadap Kristus untuk menyampaikan syukur mereka. hanya saja oleh karena tempat tinggal mereka berada jauh dari kota kudus / Yerusalem baru, dalam beribadah orang-orang jasmani tidak bisa sesering orang-orang kudus-Nya, memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk melakukan perjalanan dari tempat tinggal mereka menuju Yerusalem, apa lagi bagi yang tinggal di ujung-ujung bumi. Dan selama berada jauh dari Yerusalem, ibadah tetap mereka lakukan yaitu dengan berdoa, bersyukur dan memberkati Yerusalem.
Bagi orang-orang jasmani yang hendak datang ke Yerusalem untuk beribadah, mereka tidak datang dengan tangan kosong, mereka membawa hormat dan kekayaan hasil kerja mereka (Why 21:24).

PEMERINTAHAN TONGKAT BESI
Why 2:26-27, “Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk—sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku—” 
Pemerintahan di bumi selama masa milenium dipimpin langsung oleh Tuhan Yesus sebagai raja-Nya. Dalam menjalankan pemerintahan-Nya Ia akan memberi kesempatan kepada orang-orang kudus-Nya untuk memerintah bersama-Nya dan memimpin orang-orang jasmani yang mendiami dunia kelak. Orang-orang kudus-Nya ini akan dipercayakan kekuasaan sesuai pahala yang didapat selama mereka hidup dulu di dunia, yaitu mereka akan menjadi :
•          Raja suatu daerah pemerintahan (Why 5:10)
•          Pemegang pemerintahan dan otoritas (Why 2:26)
•          Pemimpin sebuah kota atau banyak kota (Luk 19:11-27)
•          Hakim (I Kor 6:2)
•          Imam (Why 20:6)

Yes 11:4-5 “Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ... Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.”
Karena pemerintahannya dipimpin Tuhan Yesus sendiri dan orang-orang kudus-Nya yang telah sempurna adanya, pemerintahan kerajaan milenium merupakan pemerintahan yang adil, dua individu ini akan memerintah sangat adil dan benar, sampai-sampai penyimpangan sedikit saja langsung ketahuan dan diadili, apa lagi kesalahan-kesalahan besar akan diadili dengan sangat keras. Tidak ada orang yang dapat membantah penghakiman-Nya, sebab Ia maha tahu. “Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi (tongkat besi) ...” (Why 12:5) Inilah ciri utama pemerintahan kerajaan milenium ini yaitu pemerintahan yang menganut sistem “pemerintahan tongkat besi”. Pemerintahan ini artinya memerintah dengan adil namun sangat keras, sehingga tidak ada seorang pun (manusia jasmani) berani berbuat dosa. Sebab siapapun yang melakukan dosa, seketika itu pula ia akan ketahuan dan dihukum (lihat edisi sebelumnya).  Yes 11:4b “..., ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.”

Manusia daging melakukan pelanggaran
Oleh karena segala kesalahan cepat ketahuan dan langsung diberi ganjaran, tidak berarti orang-orang jasmani yang hidup dalam kerajaan milenium tidak berani berbuat dosa. Selama pemerintahan Kristus itu (dan sekalipun jelas-jelas selama kerajaan milenium tidak ada iblis yang mengoda manusia untuk berbuat dosa) kita dapat melihat di Alkitab yang banyak mencatat tentang pelanggaran dan dosa yang dilakukan oleh orang-orang jasmani. INGAT, MANUSIA ROHANI TIDAK AKAN PERNAH LAGI BERBUAT DOSA, hanya mereka yang masih mengenakan tubuh daging yang akan melakukan dosa... “Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.”  (Rom 8:5-6)
Dosa yang dilakukan memang bukan dosa seperti yang dapat kita bayangkan seperti saat ini, seperti mencuri, merampok, perkelahian dan lainnya. Tidak ada yang terpikirkan untuk melakukan dosa-dosa tersebut, sebab mereka hidup dalam kelimpahan, untuk apa mencuri dan bertengkar. Akan tetapi dosa yang mereka lakukan adalah berkenaan dengan hati, ketaatan dan menentang otoritas, yaitu seperti:
•  Tidak taat beribadah.
Bagi manusia rohani, ibadah kepada Tuhan sudah merupakan gaya hidup, orang-orang ini sudah teruji dan lulus pada waktu hidup di dunia dengan menyembah Tuhan senantiasa, orang-orang ini sangat rindu bertemu Tuhan Yesus (II Pet 3:12) sehingga pada waktu memerintah bersama-Nya dan bertemu muka dengan muka dengan Tuhan Yesus maka orang-orang rohani ini sangat bersukacita bisa beribadah dengan Tuhan setiap saat, mereka menyembah Allah siang malam dengan penuh syukur dan sukacita, tidak ada paksaan sedikitpun, sebab itulah sukacita mereka, yaitu dapat beribadah kepada Tuhan.
Tapi berbeda dengan orang-orang jasmani, dari Zak 14:17, kita dapat melihat bahwa sekalipun zaman milenium sudah dipimpin langsung oleh Tuhan Yesus dan orang-orang kudus-Nya yang berkuasa, namun ternyata orang-orang jasmani masih ada yang berani menentang ketetapan Tuhan untuk beribadah kepada-Nya. Mereka, dengan berbagai alasan atau lalai, tidak datang ke Yerusalem pada waktu-waktu perayaan yang sudah ditetapkan Tuhan untuk menyembah Allah.
Bagi penghuni kerajaan milenium, datang ke Yerusalem untuk beribadah adalah suatu kewajiban, karena saat itu Bait Suci (yaitu Tuhan Yesus sendiri) berada di Yerusalem – berbeda dengan saat ini, anak-anak Tuhan tidak diwajibkan untuk ke Yerusalem. Jika sempat dan mampu pergi ke Yerusalem, itu hanya merupakan perjalanan ziarah / napak tilas terhadap tempat-tempat bersejarah di Alkitab. Mengapa ? Karena saat ini Bait Suci berada di dalam diri masing-masing orang percaya (I Kor 6:19). Saat ini,  pergi ke Yerusalem bukan merupakan ibadah yang akan meningkatkan kerohanian seseorang, ibadah yang sejati adalah mempersembahkan tubuh ini (sebagai Bait Suci dimana Allah tinggal) bagi Tuhan, jadi ibadah yang sesungguhnya bersumber di hati bukan suatu tempat (Yerusalem) – tetapi di kerajaan milenium, yaitu bagi orang-orang jasmani, sangat diwajibkan, Tuhan sangat rindu bertemu dengan umat-Nya dalam ketaatan beribadah kepada-Nya yang bertakhta di Yerusalem.  
Hampir semua penduduk yang lahir pada saat berlangsungnya kerajaan milenium tidak mengetahui bentuk kehidupan di dunia sekarang ini. Mereka lahir langsung kedalam dunia yang sudah dipulihkan, mereka tidak pernah merasakan sendiri segala kesukaran dan penderitaan juga tidak pernah merasakan hidup dalam perbudakan dosa, sehingga mereka menganggap enteng kasih karunia Tuhan dan tidak begitu peduli untuk menyembah Tuhan. Sebagai analogi dapat di ibaratkan seperti ini: Adalah dua anak yang dilahirkan dari dua keluarga yang berbeda. Yang satu terlahir miskin dan yang satunya terlahir dari keluarga sangat kaya. Saat dewasa kedua orang ini diberi oleh seseorang uang sebesar 100.000 rupiah. Bagi orang yang miskin, menerima uang sebesar itu pasti ia akan sangat berterima kasih kepada yang memberi. Tapi bagi anak yang kaya raya, menerima uang sebesar itu bukan hal yang istimewa, untuk jajan sehari saja uang itu tidak berarti apa-apa, sehingga untuk apa ia berterima kasih. Nah, seperti anak orang kaya itulah analogi bagi orang-orang yang lahir di masa milenium terhadap kasih karunia Tuhan, untuk apa mereka bersyukur dan berterima kasih..., segalanya sudah tersedia dengan limpah. Tidak usah berdoa dan beribadah kepada Tuhan juga mereka sudah hidup dalam kelimpahan.
•  Tidak memelihara hari-hari raya
“Dan jika orang Mesir tidak mau merayakan Pesta Pondok Daun, maka mereka pun akan ditimpa penyakit yang didatangkan TUHAN ke atas setiap bangsa yang tak mau pergi beribadat.” (Zak 14:17)
Pada masa milenium semua orang yang selamat dari bangsa-bangsa akan datang setiap tahun ke Yerusalem pada hari Raya Pondok Daun untuk menyembah Raja Mesias, yaitu Tuhan Yesus. Akan tetapi sebagian orang-orang jasmani ternyata memilih untuk tidak datang ke Yerusalem dan merayakan Pondok Daun dan hari-hari raya lainnya.
Orang-orang jasmani tahu bahwa upah setiap pelanggaran adalah penghukuman, tetapi heran, orang-orang seperti ini masih dapat melalaikan kewajiban mereka untuk merayakan hari-hari raya dengan sengaja.
• Melakukan kekejian dan dusta
“Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya (Yerusalem / kota kudus) sesuatu yang najis (menjijikan), atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.” (Why 21:27)
Dari ayat diatas, kita mungkin bertanya-tanya, mengapa mereka bisa berbuat dosa, bukankah mereka dipimpin oleh Kristus langsung, dan bukankah tidak ada iblis yang menggoda mereka untuk melakukan dosa?
Dalam kerajaan milenium pertumbuhan iman manusia jasmani tidaklah baik, sebab keadaan kehidupan mereka sangat baik. Iman kuat dari segala ujian, pencobaan, kesusahan dan problem hidup yang dialami semasa manusia hidup (II Pet 1:5-8). Bagi mereka yang lahir di kerajaan milenium, mereka tidak pernah mengalami segala kesusahan-kesusahan, pencobaan dan problema hidup, mereka tidak pernah mengenal “memikul salib” (Ibr 12:2), memikul kuk (Mat 11:29), menahan nafsu, sangkal diri, hidup menderita bersama Kristus (Rom 8:17), berdoa untuk pemenuhan segala keperluan hidup, dll. Padahal, kesukaran-kesukaran itu diperlukan untuk pertumbuhan iman dan keselamatan kepada Kristus (Ibr 2:10), sehingga sedikit sekali orang-orang jasmani yang lahir selama masa milenium yang kerohanian-nya mencapai kesempurnaan. Dan seperti kita ketahui jika kerohanian lemah maka kedaginganlah yang akan muncul mendominasi kehidupan seseorang.
Gal 5:19 berkata: “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,...” dan berbagai perbuatan lainnya, yang kesemuanya merupakan kekejian dan kenajisan bagi Tuhan. Oleh karena itu tidak heran jika mereka melakukan hal-hal yang keji dan dusta, sekalipun di dalam kerajaan yang dipimpin oleh Kristus sendiri. Orang-orang jasmani yang lahir selama masa milenium, tidak pernah tahu penguasaan diri dan berbagai penguasaan daging lainnya secara nyata, melainkan hanya secara teori dan sejarah saja yang didapat melalui cerita-cerita dari orang tua mereka atau dari orang-orang kudus-Nya.
•          Melawan dan cemburu terhadap otoritas
“...Maka naiklah (anabaino, Yun. = pergilah, memanjatlah) mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu...” (Why 20:9). Alkitab mencatat bahwa pada waktu iblis dilepaskan, banyak bangsa (yang terdiri dari orang-orang jasmani) mengepung perkemahan-perkemahan orang kudus-Nya untuk membinasakannya, mereka juga mengepung dan memanjat kota kudus / Yerusalem untuk melawan Tuhan Yesus pemimpin mereka.
Mengapa orang-orang jasmani ini begitu benci terhadap Kristus dan orang-orang Kudus-Nya, padahal Tuhan Yesus dan para kudus-Nya telah membimbing mereka menjalani hidup yang teramat baik, megajarkan mereka tentang hukum-hukum Tuhan dan memberkati mereka dengan berkat Ilahi selama hidup di kerajaan milenium, mereka juga melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana orang-orang kudus-nya begitu berkuasa dengan tanda-tanda ajaib dari Tuhan selama memerintah mereka. Tetapi mengapa orang-orang daging memberontak terhadap otoritas ?
Jawabannya dapat kita lihat dari kejadian terdahulu pada waktu Musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Dimana sekalipun Musa telah memimpin bangsa Israel itu dengan kuasa yang luar biasa selama di padang gurun (laut terbelah, berbagai mujizat, diturunkannya tulah bagi Mesir dan sebagainya) belum lagi bagaimana kemuliaan Tuhan terpancar dengan nyata dari wajah Musa, bagaimana Musa membimbing mereka dengan lembut (Bil 12:3), menjadi penengah dan perantara antara umat dan Tuhan, bahkan pada waktu bangsa Israel melakukan dosa, Musa rela menyerahkan keselamatannya agar Tuhan menghapuskan dosa tersebut (Kel 32:32). Kepemimpinan Musa adalah kepemimpinan yang sangat luar biasa bagi suatu bangsa... Tapi apa balasan mereka terhadap segala pengorbanan yang telah Musa lakukan ? Bil 16:1-3 mencatat :   Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel, pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan. Maka mereka berkumpul mengerumuni Musa dan Harun, serta berkata kepada keduanya: “Sekarang cukuplah itu! Segenap umat itu adalah orang-orang kudus, dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?” Di dalam Akitab terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) lebih jelas ditulis dengan : “... Mengapa engkau menganggap dirimu lebih tinggi dari umat TUHAN?”
Sebenarnya bangsa Israel pada waktu itu mengetahui bahwa memang Musa-lah orang yang diurapi Tuhan untuk menjadi pemimpin mereka, akan tetapi kecemburuan dan iri hati (semuanya adalah perbuatan daging, Gal 5:19-21) membuat orang-orang ini akhirnya memberontak. Mereka bosan diperintah oleh Musa, bosan ditegur oleh Musa jika berbuat salah, iri terhadap kekuasaan Musa, dan merasa mampu melakukan apa yang Tuhan percayakan kepada Musa sebagai pemimpin / otoritas. Padahal ini bukan soal mampu atau tidak, tetapi tentang pilihan Allah, otoritas merupakan wakil Allah yang ditentukan oleh Allah sendiri, jika berbicara kemampuan mungkin Harun lebih layak untuk memimpin bangsa Israel, selain ia kakak dari Musa, ia juga pandai dalam berbicara, tetapi Tuhan tidak melihat kemampuan, semuanya kasih karunia Tuhan, dan siapa saja ditetapkannya maka ia adalah wakil Allah dan harus dihormati.
Kurang lebih, seperti itulah kejadian yang akan terjadi kelak di kerajaan milenium, orang-orang jasmani lama-kelamaan tidak tahan terhadap apa yang dilakukan oleh orang-orang kudus-Nya, mereka menyimpan iri hati terhadap  orang kudus-Nya yang telah memimpin mereka dengan kasih dan kuasa. Manusia jasmani cemburu terhadap kepemimpinan orang-orang-kudus-Nya yang mereka anggap meninggikan diri dari semua orang jasmani.
Hukuman bagi yang salah
Tidak ada pelanggaran yang tidak dihukum, segala keinginan dan prilaku yang salah akan segera menerima teguran hingga penghukuman. Penghukuman tersebut berupa :
•   Hukuman iklim
“Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan.” (Zak 14:7).
Sekalipun tanah di kerajaan milenium sudah dipulihkan / subur, akan tetapi tanah tersebut sangat bergantung pada hujan yang Tuhan curahkan untuk dapat ditanami, sehingga salah satu penghukuman yang Tuhan jatuhkan kepada para pembuat kesalahan adalah dengan ditahannya hujan kepada tanah / daerah tempat orang tersebut tinggal, yang mengakibatkan mereka tidak dapat bercocok tanam atau mendapatkan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, penghukuman ini akan berlangsung sampai mereka sadar akan kesalahannya dan memohon ampun kepada Tuhan dalam doa atau datang ke Yerusalem agar Tuhan mengampuni kesalahannya dan memulihkan hujan terhadap daerah mereka.
•  Hukuman sakit penyakit
“Dan jika kaum Mesir tidak datang dan tidak masuk menghadap, maka kepada mereka akan turun tulah yang ditimpakan TUHAN kepada bangsa-bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun.” (Zak 14:7)
Kata asli untuk “tulah” dalam ayat di atas adalah “wabah”, yaitu suatu penyakit menular yang berjangkit dengan cepat yang menyerang sejumlah besar orang di suatu daerah / kelompok orang. Kemungkinan ini adalah penghukuman bagi dosa korporat, atau dosa yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara bersama-sama, atau kesalahan yang dilakukan oleh seorang pemimpin kelompok yang disetujui oleh orang-orang dibawahnya. Sehingga peng-hukuman yang diberikan adalah sebuah tulah yang akan menjangkiti daerah tempat tinggal dimana orang-orang itu tinggal. Seperti namanya, “tulah”, itu berarti akan menjangkiti hanya bagi mereka yang bersalah, sekalipun seseorang tinggal bersebelahan dengan mereka yang terkena penghukuman, orang tersebut tidak akan terjangkit sedikitpun, seperti tulah yang mengenai bangsa Mesir dulu, tidak ada sedikit yang menjangkiti bangsa Israel yang tinggal bersebelahan-sebelahan dengan mereka. Dan seperti Musa berdoa kepada Tuhan untuk menghentikan tulah yang menjangkiti orang-orang Mesir, maka seperti itu jugalah tulah di kerajaan milenium akan berhenti, yaitu jika orang-orang daging yang bersalah itu telah menyadari kesalahannya dan berdoa kepada Tuhan untuk menghentikan tulah itu, maka Tuhan akan mengirim “Musa” yaitu orang-orang kudus-Nya (atau mungkin benar-benar Musa, sebab ia adalah salah satu orang kudus-Nya) untuk berdoa kepada Tuhan dan menghentikan tulah. Sekalipun demikian, tidak sedikit dari mereka akan ada yang mati oleh karena tulah tersebut (Yes 65:20).
•  Hukuman mati
Yes 11:4  “... ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.”
Berbeda dengan penghukuman-penghukuman sebelumnya yang masih bisa dihentikan jika pelaku benar-benar bertobat, akan tetapi penghukuman berikutnya adalah hukuman mati yang tidak mungkin lagi ada kesempatan untuk bertobat. Mungkin inilah penghukuman paling keras yang diberikan kapada mereka yang bersalah. 
Tidak diketahui bagaimana hukuman mati tersebut dilaksanakan, apakah api dari langit menghanguskan seperti penghukuman yang dicatat di akhir kerajaan 1.000, atau bumi terbelah menelan para pendosa seperti bumi menelan Korah, Abiram dan ke 250 pemberontak terhadap Musa dulu sehingga mereka hidup-hidup masuk dalam dunia orang mati (Bil 16:31-33), mungkin juga orang-orang kudusnya meniupkan nafas atau suatu perkataan kuasa sehingga menewaskan mereka yang dianggap bersalah (Yes 11:4) dan kemungkinan-kemungkinan lain yang pada intinya adalah menghukum para pelanggar (berat) dengan hukuman mati.
Tujuan kerajaan 1.000 tahun bagi manusia daging
Hidup di kerajaan yang dipimpin langsung oleh Tuhan sendiri adalah hal yang begitu indah BAGI ORANG-ORANG KUDUS-NYA (yang telah mengenakan tubuh kemuliaan) sebab disitulah manusia dapat bersekutu dengan Allah-nya secara nyata dalam dunia yang begitu sempurna. Akan tetapi bagi mereka yang lahir pada masa itu, yaitu mereka yang masih mengenakan tubuh jasmani / daging, hidup di kerajaan milenium merupakan saat-saat pengujian, yaitu :
• Menguji manusia tentang keadilan
Dari zaman Habel hingga kini, manusia selalu menuntut keadilan. Manusia sering berfikir bahwa jika Tuhan memberikan keadilan maka tidak akan ada kejahatan. Orang berfikir oleh karena ada pembunuhan maka terjadi pembunuhan yang lainnya, atau oleh karena ada kemiskinan maka ada pencurian dan kekerasan, dan manusia berpendapat bahwa jika keadilan ditegakkan, atau jika segala kejahatan hukum Tuhan dengan segera dan adil maka tidak akan ada orang berani berbuat jahat. Mengapa Tuhan biarkan orang jahat tetap hidup? Manusia cenderung menuntut dan menuntut tentang keadilan dan menyalahkan Tuhan akan adanya ketidakadilan yang terjadi.
Di dalam kerajaan 1.000 tahun yang kondisinya sempurna, Tuhan dan orang-orang kudus-Nya akan memimpin dunia ini dengan menegakkan keadilan secara sempurna dalam pemerintahan dunia, dan inilah saatnya pengujian terhadap manusia yang selalu menuntut keadilan, apakah mereka akan bersyukur buat keadilan yang telah ditegakkan atau tidak ?... Sepertinya tidak akan pernah, Firman Tuhan berkata : “Biarpun orang jahat diperlakukan dengan baik, ia tidak juga belajar apa yang benar. Di negara hukum pun ia berlaku curang, dan tak mau mengakui kuasa TUHAN.” (Yes 26:10, BIS.)
• Menguji hati manusia
Ketaatan dan sikap baik manusia biasanya hanya tampak diluar saja, sedangkan di dalam –  yaitu di dalam hati terdalamnya – biasanya bertolak belakang, bahkan cenderung melawan. Di dalam kerajaan milenium, manusia daging akan terlihat taat beribadah, mereka akan melakukan segala kebaikan sebagaimana selayaknya penghuni kerajaan milenium, akan tetapi dengan berlalunya waktu (1.000 tahun) ketaatan dan ibadah seseorang akan teruji, apakah ia akan tetap setia atau lama kelamaan menjadi kendor, sehingga isi hatinya yang terdalam (yang cenderung berbuat kejahatan) akan muncul.
• Menguji manusia tentang kehendak memilih
Segala sumber kejahatan dan dosa manusia di dunia ini selalu dituduhkan kepada iblis. Hampir semua orang dan agama di dunia ini sepakat bahwa iblis sengaja diciptakan untuk menggoda manusia melakukan dosa. Bahkan jika kita menonton film kartun, bagaimana jika suatu tokoh hendak berbuat baik maka ada iblis kecil disebelah telinganya yang akan membisikkan kejahatan. Padahal ada satu lagi sumber yang membuat seseorang berdosa selain iblis, yaitu kehendak memilih. Dari awal diciptakannya manusia, Allah mengaruniakan kepada manusia kehendak bebas untuk memilih, yaitu memilih untuk taat kepada Tuhan atau menuruti keinginan hati untuk berdosa (Kej 6:5).
Banyak orang berpendapat bahwa manusia pada dasarnya baik, yang menjadi masalah adalah lingkungannya yang rusak membuat manusia menjadi rusak juga, sebagai contoh berdagang tidak mungkin jujur karena lingkungan mengharuskan demikian jika ingin untung, atau contoh lain yaitu dosa mencontek, itu dilakukan karena memang seluruh siswa melakukannya sehingga seseorang ikut-ikutan mencontek. Di kerajaan milenium Tuhan menyediakan lingkungan yang sangat baik bahkan sempurna, dan disini akan dibuktikan bahwa pandangan itu benar-benar salah, sebab dalam lingkungan yang sempurna dan tanpa iblis pun sebagian manusia (daging) terbukti akan tetap berbuat dosa .
“Kemudian, kalau keinginan yang jahat itu dituruti, maka lahirlah dosa; dan kalau dosa sudah matang, maka akibatnya ialah kematian.” (Yak 1:15, BIS). Seperti dijelaskan diatas, bagaimana manusia-manusia daging melakukan pelanggaran hingga tidak mau menyembah Tuhan padahal kita ketahui selama kerajaan milenium tidak ada iblis, semua roh-roh jahat sedang di kurung di jurang maut (Why 20:1). Jadi di kerajaan milenium, Tuhan sedang menguji hati manusia daging untuk mereka memilih apakah akan mentaati Tuhan atau memilih tidak taat kepada Tuhan. Mereka menjadi orang-orang yang suci hanya karena dikekang, sebab itu pada waktu diuji, diberi kesempatan untuk bebas memilih, mereka memilih menuruti daging. Ini membuktikan bahwa manusia menjadi jahat oleh karena kehendak sendiri, dan bukan karena lingkungan.
• Menguji ketaatan dan iman.
Menjadi Kristen turunan tidak menjamin seseorang mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh, hidup diberkati dari lahir tidak menjamin seseorang mensyukuri anugerah Tuhan, mengalami dan melihat kuasa Tuhan dinyatakan tidak menjamin seseorang percaya terhadap pimpinan Tuhan (lihat bangsa Israel, setelah melihat laut terbelah pun, tidak berapa lama kemudian mereka bersungut-sungut). Yang terpenting adalah iman dan ketaatan, sekalipun tidak mengerti atau melihat, Abraham, Henokh, Musa, Elia dll., beriman kepada Tuhan padahal apa yang mereka percayai tidak masuk akal, akan tetapi sebagian besar bangsa Israel tidak mempercayai Tuhan sekalipun melihat banyak mukzijat. Demikian juga orang-orang jasmani yang hidup / lahir dijaman kerajaan milenium, iman mereka akan diuji apakah akan tetap percaya pada perintah Tuhan dengan iman atau lebih memilih menggunakan pikiran mereka. Sekalipun sudah masuk dalam kerajaan Kristus yang begitu indah dan dipimpin langsung oleh Tuhan kalau tidak beriman percuma saja. Orang Israel, sekalipun telah keluar dari Mesir, sebagian besar dari mereka tewas di padang gurun. Demikian juga dengan orang-orang daging, sekalipun telah mengecap hidup bersama-sama dengan Kristus, sebagian dari mereka tidak akan selamat memasuki surga yang kekal kelak.
Akhir kerajaan 1.000 tahun
Kerajaan milenium akan berakhir, setelah genap 1.000 tahun kerajaan ini akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya langit, bumi dan segala isinya (inilah yang disebut kiamat), namun berakhirnya kerajaan milenium bukan berarti kerajaan Tuhan tersebut berakhir, sebab kerajaan Tuhan akan berpindah dari bumi yang dipulihkan menuju surga yang kekal untuk selama-lamanya (Luk 1:33). Orang-orang kudus-Nya akan tetap bersama-sama dengan Allah di surga untuk selama-lamanya. Bagaimana dengan manusia daging ?
Sebelum kerajaan ini berakhir Tuhan akan melepas Iblis untuk sedikit waktu... Tuhan hendak menguji manusia daging untuk terakhir kali, apakah dengan Tuhan sendiri yang menjadi Raja-nya dan dengan keadaan dunia yang sempurna ini manusia akan setia kepada Tuhan atau tidak?
Iblis dilepaskan
Why 20:7-8 “Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi...”

Dengan ditangkap, dirantai, dilemparkan kejurang maut dan dimateraikannya jurang maut itu, membuat iblis berserta antek-anteknya benar-benar tidak dapat lagi menghasut manusia untuk berbuat dosa dan melawan Allah. Itu juga berarti iblis tidak bisa lagi membawa dunia ini kepada banyak penderitaan dan kesusahan bagi manusia dan dunia. Tidak ada peperangan, perselisihan secara terbuka, sakit penyakit yang diakibatkan oleh kuasa gelap, dan yang terutama, tidak ada lagi penyesatan
terhadap bangsa-bangsa. Akan tetapi diakhir kerajaan milenium iblis akan dilepaskan untuk waktu sedikit saja. Tidak diketahui secara pasti berapa lama waktu yang “sedikit” itu secara harafiah, namun dengan waktu yang sedikit itu iblis berhasil menyesatkan manusia daging “seperti pasir di laut” (Why 20:8).
Pada waktu iblis dilepaskan, ia datang ke bumi ini dengan amarah yang meluap-luap oleh karena telah dipenjara selama hampir 1.000 tahun. Iblis tidak sabar lagi untuk segera menarik sebanyak-banyaknya manusia untuk disesatkan menjadi pengikutnya dimana kemudian akan melawan Allah. Bagi iblis, ini adalah kesempatan terakhirnya untuk membinasakan manusia (seperti dilakukannya sejak jaman Adam dan Hawa hingga kini) dan menarik sebanyak mungkin manusia untuk kelak bersama-sama dengan dia ke neraka, tidak ada kesempatan lain lagi, inilah saatnya, sebab setelah ini iblis akan dilemparkan ke dalam neraka untuk selama-lamanya.
Iblis, akan mengerahkan segala kekuatan-nya dalam menipu umat manusia untuk melawan Allah, dan jika kita melihat keterangan diatas tentang dosa-dosa tersembunyi yang dilakukan manusia daging akan berakumulasi sehingga hanya dengan waktu yang sedikit saja iblis dapat menarik banyak manusia jasmani untuk bergabung dengannya dalam peperangan terakhir antara kebenaran dan kejahatan.
Orang yang hidup di kerajaan milenium adalah 100% orang yang percaya kepada Kristus, – bahkan manusia daging sekalipun – pasti adalah orang-orang yang percaya kepada Kristus, sebab mereka semua adalah orang-orang yang telah melihat bahwa Yesus-lah satu-satunya Raja / Tuhan yang ada. Mereka lahir, hidup, dibesarkan dan dididik dalam lingkungan orang percaya dan kehadiran Kristus secara nyata. Sehingga bagi mereka, Yesus-lah Tuhan, mereka tidak mengenal Allah lain, sekalipun tahu, hanya dari cerita nenek moyang mereka yang dulu pernah hidup di dunia ini dan lolos melewati masa sengsara besar. Seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan seperti air laut yang menutupi dasarnya (Yes 11:11-16, Yer 23:3-4); 30:3-9; 31:3-14). Mereka mengenal betul akan Tuhan dan murni / polos terhadap pengenalan terhadap Tuhan. Tetapi pada waktu iblis dilepaskan, iblis akan menyesatkan pengertian-pengertian mereka yang murni itu. Iblis membelokkan pengertian-pengertian mereka tentang Allah, Kristus, manusia atau kekekalan sehingga mata mereka terbuka untuk melawan Allah seperti pada waktu Hawa disesatkan iblis untuk memakan buah pengetahuan yang baik dan benar dan disesatkan bahwa jika memakan buah itu Hawa tidak akan mati seperti yang Tuhan firmankan, melainkan akan sama dengan Allah.
Perang Gog dan Magog II
Selain menyesatkan, iblis juga akan “membukakan” kembali hal-hal jahat yang orang-orang daging tidak pernah ketahui sebelumnya, iblis akan membukakan kembali pengertian tetang pemberontakan yang sesungguhnya, pembunuhan, amarah yang meluap-luap, penggunaan senjata tajam, peperangan, hingga pengertian tetang pembuatan senjata-senjata perang yang sebelumnya tidak pernah mereka ketahui oleh karena nenek moyang mereka (yang lolos dari masa Antikris) telah mengubah senjata menjadi alat-alat pertanian (Yes 2:4). Orang-orang jasmani ini akan dirasuki roh-roh jahat yang membuat mereka sangat ingin melawan Kristus dan membunuh orang-orang kudus-Nya, kemungkinan ini adalah akumulasi dosa-dosa “tersembunyi” yang dilakukan mereka yang dipadukan dengan hasutan iblis. Disisi lain, ini juga merupakan agenda lama iblis dalam usahanya untuk mengambil alih takhta Allah yang gagal total sewaktu di surga dulu (Yes 14:13-15). Inilah cita-cita iblis (Lucifer) untuk duduk di takhta Allah dan menerima sembah dari segenap makhluk ciptaan Allah.
“Dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut. Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu...” (Why 20:8-9)
Dalam waktu yang “sedikit” itu – namun merupakan waktu yang cukup untuk mempersiapkan pasukan sebanyak pasir di laut, lengkap dengan segala persenjataannya – iblis akan mengumpulkan orang-orang daging yang berhasil disesatkannya di tempat yang sama seperti pada waktu dulu berkumpulnya raja-raja dari timur untuk melawan Israel dalam peperangan Gog dan Magog pertama di masa tribulasi (Yeh 38:-23 atau lihat Buletin Doa edisi  132 / Oktober 2009). Iblis akan mengumpulkan orang-orang yang telah kerasukan itu di tanah lebar di sebelah utara Kota Kudus / Yersalem baru untuk melawan Kristus, dan sebagian lagi mengepung perkemahan-perkemahan orang kudus-Nya untuk membinasakan mereka.
Memang aneh rasanya kita melihat pemberontakan yang terjadi di kerajaan yang justru dipimpin oleh Kristus sendiri, yaitu suatu masa keemasan bagi manusia, saat lingkungan disempurnakan dan suatu pemerintahan dengan hikmat dan keadilan Tuhan Yesus. Namun ini membuktikan jika masih terdapat unsur “kehendak” yang tidak diperbaharui didalam Kristus, “daging” dan iblis, akan menjadi sinergi yang akan selalu melawan terhadap kehendak Allah. Akan tiba saatnya bahwa unsur-unsur tersebut tidak akan ada lagi dalam kerajaan Tuhan yaitu di surga kelak. Oleh sebab itu Allah akan menghancurkan unsur-unsur tersebut untuk terakhir kalinya di akhir kerajaan 1.000 tahun ini.
Tidak semua manusia jasmani / daging memihak kepada iblis dan bergabung untuk melawan Allah, bagi mereka yang selamat dari masa kesengsaraan dan sebagian manusia daging akan tetap setia kepada Kristus, sekalipun mereka mengenakan tubuh daging, tetapi orang-orang ini tidak mau mengikuti hawa nafsu, kedagingan, kehendak dan penyesatan iblis. Hanya saja berhubung Alkitab mencatat bahwa jumlah mereka yang melawan Allah berjumlah “seperti pasir di laut”, maka keberadaan orang-orang yang tetap setia kepada Kristus kemungkinan tidak lebih banyak dari orang-orang yang berhasil disesatkan oleh iblis. Akan tetapi kita tidak usah berfokus terhadap perbandingan jumlah, sebab yang pasti mereka yang melawan Allah adalah sangat-sangat banyak jumlahnya.
Kumpulan orang yang disesatkan itu akan berkumpul dan mengelilingi Kota Kudus lengkap dengan persenjataan mereka, dengan harapan mereka dapat menyerang masuk membinasakan seluruh orang-orang kudus-Nya yang tinggal di dalamnya dan mengambil alih takhta Kristus.
Alkitab tidak menyebutkan bagaimana reaksi Kristus dan orang-orang kudus-Nya yang berada di dalam Kota Kudus memandang usaha putus asa terakhir iblis ini. Tidak diketahui bagaimana situasi di dalam kota kudus dan di dalam kemah-kemah orang kudus-Nya yang berada di seluruh dunia. Apakah mereka bersedih melihat anak-anak binaan mereka melakukan hal seperti itu, berdoa memohon kepada Tuhan agar para pemberontak itu menyadari perbuatannya atau hanya terdiam, menyerahkan segala keputusan dan pembalasan kepada Tuhan (Ibr 10:30)? Rasa takut tentu tidak akan ada, sebab orang-orang kudus-Nya mengetahui betul bahwa kota kudus tidak akan bisa ditembus oleh manusia daging, sebab firman Tuhan berkata : “TUHAN telah berjanji bahwa Ia sendiri akan menjadi tembok api yang mengelilingi kota itu untuk melindunginya dan Ia akan tinggal di sana dalam segala kuasa dan keagungan-Nya.” (Zak 2:5, BIS)
Alkitab juga tidak menyebutkan bagaimana nasib manusia daging yang tidak mengikuti para pemberontak tersebut dan yang tidak mengikuti penyesatan iblis. Apakah mereka mengalami aniaya oleh karena pendirian mereka itu, yaitu  seperti dahulu para martir yang mengalami aniaya sewaktu mempertahankan iman mereka terhadap Kristus di masa pemerintahan Antikris.
Tapi Alkitab dengan jelas menyebutkan nasib para pemberontak itu, yaitu orang-orang yang mengepung Kota Kudus untuk melawan Allah dan orang-orang kudus-Nya...
“Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghangus-kan mereka.” (Why 20:9). Jarak waktu dari pengepungan dengan penghukuman atas mereka terjadi secara mendadak, cepat, menyeluruh dan final. Orang-orang daging itu akan dimusnahkan dengan api dari langit selagi mereka masih berdiri dan memegang senjata masing-masing, cepat sekali, sehingga tidak ada seorang pun yang sempat melarikan diri atau tewas setelah itu.
Bagaimana dengan iblis? Dengan dimusnah-kannya musuh-musuh Allah, iblis ditangkap dan dicampakkan ke dalam neraka  untuk selama-lamanya.

Sebuah perenungan
Segala penjelasan tentang kerajaan milenium mungkin hanya seperti dongeng saja, atau sebuah utopia yang hanya hayalan manusia belaka yang memimpikan sebuah kehidupan sempurna. Tapi Alkitab dengan jelas menuliskan bahwa kerajaan milenium adalah nyata, bukan berupa simbolik dan percaya atau tidak pasti akan terjadi.
Semua keterangan yang ada bersumber dari Alkitab, pewahyuan dan tafsiran hamba-hamba-Nya dari seluruh dunia. Memang segala keterangan dan gambar-gambar yang disajikan pasti masih jauh berbeda dengan keadaan sesungguhnya di kerajaan milenium, semua yang dapat diterangkan disini hanya sebagian kecil yang dapat dijelaskan. Keadaan kerajaan milenium yang akan datang, begitu indah dan sempurna, melampaui apa yang dapat manusia pikirkan dan bayangkan. Namun dari gambaran yang samar ini kita mendapat pengharapan bahwa segala pengorbanan kita dalam mengikut Tuhan Yesus tidak akan sia-sia, sebab Tuhan akan membalaskannya di kerajaan 1.000 tahun dan di surga kelak berkali-kali lipat ganda (Mat 19:29).
Dengan mengerti tentang kerajaan milenium membuat jelas bahwa jalan satu-satunya bagi manusia menjadi benar adalah dengan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Kristus dengan iman dan ketaatan penuh. Penyerahan diri kepada kepada Kristus ini harus dilakukan sepenuh hati, sekalipun kita terkadang tidak mengerti terhadap rencana Tuhan. Ketaatan tidak bisa didasari oleh rasa takut dihukum, akan tetapi ketaatan sempurna adalah jika dilakukan akibat dari ucapan syukur buat segala anugerah Tuhan Yesus dan pengorbanan-Nya di kayu salib.
Semua orang memiliki impian untuk hidup setelah kematian dalam kebahagiaan di surga, akan tetapi impian saja tidak cukup, perlu usaha dan pengetahuan yang benar untuk menerima kehidupan di surga setelah kematian. Hanya Yesus jalan menuju surga (Yoh 14:6), Ia telah mengaruniakan Firman-Nya melalui Alkitab dalam memberikan rincian yang spesifik tentang jalan menuju kekekalan bersama-sama dengan Dia di surga. Alkitab memberikan penjelasan spesifik tentang tanda-tanda kedatangan-Nya yang ke-dua kali, Alkitab memberikan juga rincian yang sangat spesifik apa yang tejadi dimasa tribulasi hingga kerajaan 1.000 tahun, dan yang terpenting Alkitab juga memberikan rincian lengkap bagaimana kita memperoleh keselamatan, terhidar dari masa tribulasi, syarat-syarat memperoleh kehidupan kekal di surga dan agar kita terhindar dari api neraka yang kekal (lihat “edisi mempelai” dan “edisi kekudusan” pada edisi-edisi berikutnya).
Kematian Tuhan Yesus di Golgota memberikan semua orang berdosa sebuah kesempatan kedua untuk bisa hidup bersama-sama Allah di surga kelak, akan tetapi kesempatan kedua itu hanya ada di dunia ini, yaitu SEKARANG, jangan di sia-siakan sebelum segalanya terlambat. Kedatangan Tuhan kedua kali sudah dekat, dan satu-satunya cara kita menjadi orang-orang kudus-Nya di kerajaan milenium kelak adalah dengan ikut dalam pengangkatan pada waktu Tuhan Yesus datang menjemput Gereja-Nya kelak. Hidup dalam kerajaan milenium jika masih menggunakan tubuh daging tidak menjamin seseorang akan selamat masuk surga, masih banyak ujian yang akan dilalui jika kita tertinggal saat pengangkatan.
Kerajaan Tuhan berpindah ke surga
Alkitab tidak menceritakan bagaimana proses kerajaan Kristus di bumi ini akan berpindah ke surga, apakah akan menghilang secara tiba-tiba seperti pada waktu Tuhan menjemput Gereja-Nya (rapture) pada waktu kedatangan-Nya yang ke-dua kali, atau akan terangkat secara perlahan seperti pada waktu Kota Kudus/ Yerusalem baru turun dari surga. Tapi yang pasti bahwa kerajaan Tuhan akan berpindah dari bumi ke surga itu berarti semua penghuninya akan juga menuju surga untuk hidup bersama-sama dengan Allah selama-lamanya. Termasuk para manusia jasmani / daging yang tetap setia kepada Tuhan dan tidak mengikuti penyesatan iblis untuk melawan Allah, mereka akan diubahkan dan akan sama seperti orang-orang kudus-Nya mengenakan tubuh kebangkitan.
Dengan berakhirnya kerajaan milenium dan dimusnahkannya para pemberontak, maka berakhir juga kerajaan 1.000 tahun di dunia ini. Inilah akhir dari sejarah manusia, bumi, langit dan segala isinya (atau yang kita kenal dengan sebutan kiamat), setelah ini hanya ada dua tempat bagi makhluk hidup akan tinggal didalam kekekalan yaitu surga atau neraka. Amin [Vs.] (Bersambung ke artikel “Takhta Putih”)